Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
Pada
zaman dahulu, ada sebuah Kerajaan besar yang bernama Kerajaan Kahuripan. Namun,
untuk mencegah perang persaudaraan Kerajaan Kahuripan di bagi menjadi dua
Kerajaan, yaitu Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Suatu hari, sebelum Raja
Erlangga meninggal, ia berpesan untuk menyatukan kembali kedua Kerajaan
tersebut. Akhirnya, kedua Kerajaan tersebut bersepakat untuk menyatukan kedua
Kerajaan, dengan cara menikahkan Pangeran dari Kerajaan Jenggala, yaitu Raden
Panji Asmarabangun dengan Putri cantik Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri.
Namun,
keputusan untuk menikahkan Pangeran Raden Panji Asmarabangun dengan Putri
Sekartaji, ditentang oleh ibu tiri Putri Sekartaji. Karena istri kedua dari
Kerajaan Kediri menginginkan putri kandungnya sendiri yang menjadi Ratu
Jenggala. Akhirnya, ia merencanakan untuk menculik dan menyembunyikan Putri
Sekartaji dan ibu kandungnya.
Suatu
hari, Raden Panji datang ke Kerajaan Kediri untuk menikah dengan Dewi
Sekartaji. Namun, Putri Sekartaji sudah menghilang. Mengetahui hal itu,
Pangeran Panji merasa sangat kecewa. Namun, ibu tiri Putri Sekartaji
membujuknya untuk tetap melangsungkan pernikahan tersebut. Putri Sekartaji
digantikan dengan putri kandungnya Intan Sari. Namun, Pangeran langsung menolak
usulan tersebut. Karena sangat kecewa, Pangeran Panji memutuskan untuk mencari
Putri Sekartaji dan ibunya. Ia akhirnya mengganti namanya menjadi Onde-Onde
Lumut. Suatu hari, ia menolong seorang nenek yang sedang kesusahan yang bernama
Mbok Randha. Akhirnya, Mbok Randha mengangkatnya sebagai anak angkat dan
tinggal di rumah Mbok Randha.
Suatu
hari, Onde-Onde Lumut meminta ibu angkatnya untuk mengumumkan bahwa ia sedang
mencari calon istri. Banyak gadis-gadis desa di sekitar desa Dadapan ingin
bertemu dan melamar Onde-Onde Lumut. Namun, tidak seorang pun yang ia terima
untuk dijadikan istrinya. Sementara, Putri Sekartaji dan ibunya Candrawulan
berhasil membebaskan diri dari sekapan ibu tirinya. Mereka pun mengirimkan
pesan melalui burung merpati untuk disampaikan kepada Raja dari Kerajaan
Kediri. Mengetahui bahwa Putri Sekartaji dan ibunya mengirimkan surat. Intan
Sari dan ibunya pun segera melarikan diri.
Putri
Sekartaji sangat senang dan berniat untuk bertemu dengan Pangeran Panji. Namun,
ia kecewa karena Pangeran Panji sudah pergi berkelana. Ia pun memutuskan untuk
berkelana juga untuk mencari Pangeran Panji.
Suatu
hari, Putri Sekartaji tiba di rumah seorang janda yang mempunyai tiga anak
gadis cantik. Nama ke tiga anak dari janda tersebut adalah Klenting Merah, Klenting
Biru dan Klenting Ijo. Akhirnya, Putri Sekartaji pun mengganti namanya menjadi
Klenting Kuning dan ikut tinggal di rumah janda itu. Berita yang bersumber dari
desa Dadapan menyebutkan jika Mbok Randha mempunyai anak angkat, seorang pemuda
yang sangat tampan bernama Onde Onde Lumut. Ketampanannya sangat terkenal dan menjadi
buah bibir dimana-mana. Banyak gadis yang datang ke desa Dadapan untuk melamar
anak angkat Mbok Randha itu.
Kabar
ini pun akhirnya terdengar juga oleh keempat gadis cantik tadi. Akhirnya, janda
tersebut menyuruh anak-anaknya untuk pergi menemui Onde-Onde Lumut. Mereka pun segera
berangkat. Namun, mereka hanya pergi bertiga karena Klenting Kuning mempunyai
pekerjaan rumah yang belum selesai. Mereka bertiga saling mendahului agar
terpilih oleh Onde-Onde Lumut. Namun, di tengah perjalanan mereka sangat
kebingungan karena harus menyebrangi sungai.
Di
tengah kebingungan tersebut, tiba-tiba munculah pemuda bernama Yuyu Mekangkang.
Ia menawarkan untuk mengantarkan mereka menyebrang. Tapi, Yuyu Mekangkang
mengajukan satu syarat “Jika sudah menyebrangkan kalian, maka perbolehkan aku
untuk mencium kalian bertiga,” itulah syaratnya. Pada awalnya mereka menolak,
namun karena itu jalan satu-satunya, mereka pun terpaksa menyetujui persyaratan
tersebut.
Sesampainya
di rumah mbok Randha, mereka langsung memperkenalkan diri satu persatu. Melihat
kedatangan ketiga gadis cantik tersebut, ia segera memanggil Onde-Onde Lumut.
Namun, Onde langsung menolak ketiga gadis tersebut. Sementara itu, setelah
menyelesaikan pekerjaannya, Klenting Kuning pun berkeinginan menemui Onde-Onde
Lumut juga. Keinginan itu pun disampaikan kepada ibu angkatnya dan tak disangka
diperbolehkan. Klenting Kuning pun langsung berangkat menyusul ketiga Klenting
lainnya. Tibalah ia di tepi sungai, ia merasa kebingungan untuk menyebrang.
Namun, lagi-lagi Yuyu Mekangkang datang menawarkan bantuannya. Sama seperti
ketiga Klenting, setelah disebrangkan Klenting Kuning harus bersedia untuk dicium.
Klenting Kuning pun segera naik ke punggung Yuyu Mekangkang.
Setelah
mereka tiba di seberang, Klenting Kuning langsung membuka kotoran ayam yang
dibungkus daun pisang. Ia mengoleskannya pada kedua pipinya. Yuyu Mekangkang
kemudian menagih janji. Klenting Kuning mau-mau saja dicium oleh Yuyu Mekangkang.
Dan saat Klenting Kuning telah sampai di kediaman Onde-Onde Lumut, ia pun
ditolak juga karena telah dicium oleh Yuyu Mekangkang, maknanya keempat gadis
tersebut sudah menjadi istri dari Yuyu Mekangkang.
Akhirnya,
Onde-Onde Lumut pun benar lumutan karena menanti jodoh yang tak kunjung datang,
sedangkan Klenting Kuning mau tak mau menjadi istri Yuyu Mekangkang.
Tantangan Pekan 3 ODOP.
Disadur dari : http://dongengceritarakyat.com/legenda-cerita-rakyat-ande-ande-lumut/
Komentar
Posting Komentar