Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
Jauh
di seberang sana
Anak-anak
usia belia
Tak
mengenal angka
Bahkan
huruf pun, mereka buta
Di sana, sangat
jauh di sana
Mereka berjalan
menyusuri hutan
Tertatih mengarungi
lautan
Tuk sekedar duduk
di rumah reyot
Menanti guru memberi curahan ilmu
Sekalipun
hanya di bangunan tua
Sekalipun
ilmunya tak seberapa
Sekalipun
guru yang ada belum layak
Tapi
semangat mereka tak pernah padam
Belajar, hanya itu
yang mereka pikirkan
Pintar, hanya itu
tujuan akhirnya
Berguna, untuk masa
depan bangsa
Itu yang mereka
cita-citakan
Mereka
terlalu lugu mengambil langkah
Mereka
belum dewasa, masih sangat belia
Sekecil
apa pun ilmu yang ada, begitu berarti bagi mereka
Sedangkan di sini,
Bahkan jarak tak
lagi berjarak
Kuda mesin sebagai
pengantar setia
Dengan gedung
megah, bertingkah mewah
Guru profesional,
namun masih saja mengeluh dan susah
Akankah
kau pernah terpikir tentang mereka?
Akankah
kau pernah terbayang perjuangan mereka?
Akankah
kau mengerti rasanya jadi mereka?
Akankah
kau bisa seperti mereka?
Dengar, dengarlah
kawan
Hanya padamu
harapan disandangkan
Hanya padamu
cita-cita dipertaruhkan
Hanya padamu masa
depan bangsa dibebankan
Bangkitlah melawan
arus yang mendera
Kuasai dirimu
dengan sikap optimis
Lawan bebatuan
terjal yang mengusik
Ingat,
engkau adalah harapan
Masa
depan ada di tanganmu
Harapan
terpendam ada di pundakmu
Nasib
bangsa ini, engkau yang tentukan
Komentar
Posting Komentar