Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
Ku
terdiam, ku terpaku
Setelah
mendengar kata itu
Kata-kata
yang langsung menembus jiwa
Entah
karena alasan apa
Kusadari,
dia masih berdiri di sana
Aku
tak kuasa
Bibirku
seakan terkunci
Apa
yang bisa aku katakan?
Kutahan
gejolak hati ini
Kutahan
genangan air mata ini
Kutahan
semua agar aku tegar
Dan
akhirnya aku pun menjawab
Jawaban
yang sebenarnya tak ingin kuucap
Jawaban
yang membuat wajah itu tanpa ekspresi
Dia
tersenyum
Ya,
dia tersenyum
Tapi,
itu hanyalah senyum kepedihan
Senyum
pahit itu menyayat hatiku
Dia
berusaha kuat
Dengan
terus tersenyum
Komentar
Posting Komentar