Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
Hidup
ini suram
Tanpa
arah, tanpa tujuan
Hanya
jalan buntu yang kudapat
Tanpa
arah pasti tuk melangkah
Kubutuh
dia
Kubutuh
inspirator kecilku
Kubutuh
motivator hidupku
Kubutuh
dia.. penyemangat hidupku
Pengisi
relung-relung hatiku
Meski
dia tak sempurna
Meski
dia kadang membuatku gundah
Meski
dia susah dikendalikan
Tapi
hati ini tetap berkata,
Aku
sayang dia
Dia
bagai lentera kecil di kegelapan malam
Dia
bagai bintang penerang kegelapan
Lentera
kecil penentu arah
Bintang
kecil penerang arah
Tanpa
dia, akankah aku akan sebahagia ini?
Akankah
ku bisa tersenyum selebar ini?
Akankah
ku bisa tertawa selepas ini?
Dia
yang membuatku bangkit
Dia
yang menyadarkanku
Dia
yang sabar memberiku semangat
Untuk
berlanjutnya hidup ini
Lelaki
itu..
Yang
melukis garis senyum di wajahku
Yang
menoreh kenangan indah di hidupku
Yang
membuatku melihat pelangi lebih lama
Tuhan,
sampaikan salamku untuknya
Untuk
lentera kecilku
Yang
kan slalu kukenang
Sepanjang
masa
Komentar
Posting Komentar