Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
Menulis.
Sesuatu hal yang menurut beberapa orang mudah. Awalnya, aku pun merasa begitu karena
semua beban yang ada di ubun-ubun bisa kutuangkan dalam tulisan. Meskipun
bentuknya benar-benar awut-awutan dan jauh dari kata benar. Selama itu, aku
masih merasa bahwa menulis adalah sesuatu hal yang mudah sebelum kutemukan
komunitas menulis paling keren yang benar-benar kucintai ini. One Day One Post.
Awal
memasuki komunitas ini, aku merasa ketar-ketir juga karena takut tak bisa
konsisten dalam menulis. Hingga akhirnya hari demi hari berlalu dan aku beserta
46 orang lainnya dinyatakan lulus dari ODOP. Tapi, perjuangan tak hanya sampai
di situ saja. Masih ada materi untuk kelas lanjutan yang mewajibkan anggotanya
untuk memilih antara fiksi atau non fiksi. Dan karena kesenanganku adalah berkhayal,
maka aku pun memilih fiksi untuk menjadi kelanjutan studiku.
Masuk
di kelas fiksi, aku merasa benar-benar bodoh. Tulisanku jauh sekali di bawah
kawan-kawan seperjuangan yang rata-rata sudah sering masuk media massa dan
menginspirasi banyak orang. Aku sempat down.
Aku merasa tak layak berada di sini, ilmuku belum setinggi mereka dan tulisanku
belum bisa seindah mereka. Kesibukan yang melanda anak SMA kelas 12 pun
membuatku semakin tertatih menjalankan tantangan. Bahkan, aku selalu hanya
mengerjakan tantangan saja, tak pernah setor tulisan harian seperti kawan-kawan
lainnya.
Beban
pikiran yang terbagi-bagi antara komunitas dan studi lanjut serta serangkaian
ujian yang akan segera dilaksanakan pun sempat membuatku drop, meski tak begitu
lama. Hampir saja aku menyerah dan berhenti waktu itu. Namun saat kubuka akun
blog milikku yang sangat jarang kutengok, aku merasakan gelora semangatku
muncul kembali. Waktu itu jadwal blog walking
salah satunya adalah blog milikku, komentar kawan-kawan seperjuangan dan para pije membuatku bersemangat kembali.
Akhirnya, aku tak jadi berpamitan dari kelas fiksi.
Aku
terus berusaha mengejar deadline
tantangan meski sering mepet dan terlambat. Awalnya, kukira kelas fiksi akan
selesai di awal Januari dan selepas itu aku bisa fokus menyiapkan ujian praktek
dan berbagai Try Out yang sudah menanti. Namun ternyata, kelas ini akan terus
berlanjut hingga tahun 2018 usai. Tentu saja, ini membuatku keberatan. Aku
ingin sekali bisa melanjutkan studi di komunitas ini dan bisa mengikuti jejak
para pendahulu yang sudah mahir dalam merangkai kata. Namun, aku takut tak bisa
fokus pada cita-citaku lainnya, yang tak bisa terulang kembali.
Aku
memang bukan siapa-siapa. Aku juga tak bisa mengkritik kelas fiksi ini karena kurasa
belum sepantasnya aku menilai orang-orang yang jauh lebih mahir daripada aku.
Di sini, aku hanya bisa menuliskan kesanku selama berada di kelas ini beberapa
minggu terakhir, benar-benar keren. Para pije
yang ada benar-benar baik dan sabar menghadapi segala alasan kami untuk setor
tantangan melebihi deadline, dan
itulah yang membuatku semakin cinta di sini. At last but not least, sukses terus ODOP!
#TantanganFiksiODOP9Point1
Makasih banyak Safina..aku suka tulisanmu
BalasHapusMakasih banyak juga kak wid atas segala materi yang telah disampaikan serta waktunya untuk kami 🙏🏻 kak wiwid bener bener baik 🙏🏻
HapusMeleleh hatiku..
BalasHapusHaduh, tiati meluber ke mana mana mas suden 😂
HapusMeluber kemana-mana nih...
HapusKangen tulisanmu, Saf.
BalasHapus