Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
It's
time to have first break.
"Baik murid
murid, tugas untuk kalian halaman 45 sampai 48 di buku tugas, pertemuan
berikutnya harus dikumpulkan. Sekian, assalamualaikum,” ucap Bu Atik mengakhiri pelajaran matematika hari ini.
Semua murid kelas XI-MIPA 1 pun langsung berdiri untuk
bersalaman dengan beliau. Memang sudah menjadi kebiasaan dari kelas XI-MIPA 1
tiap pergantian pelajaran semua muridnya satu persatu menyalami guru yang baru
selesai mengajar. Agar dapat berkah dari semua guru tentu saja.
"Hoamm, akhirnyaaa
selesai juga nih pelajaran matematika, mati matian banget emang!" keluh
Revi sambil menguap lebar.
Shefa hanya
melirik sahabatnya itu sebentar dan
tetap melanjutkan beres-beres peralatan tulisnya.
"Kantin yuk,” ajak Shefa pada Revi yang sedang bermain main dengan
ponsel Shefa.
"Yukkk,
nih handphone lo,” jawab Revi
semangat sambil senyum senyum penuh
misteri.
"Ngapain
senyam senyum Rev? Kesambet lagi?" tanya
Shefa yang sedari tadi melihat sahabatnya senyum senyum sendiri kayak orang
aneh.
"Ahh gapapaa
kokk, yukk langsung kantin ajaa,” jawab Revi
bersemangat sambil melompat-lompat riang meninggalkan
Shefa.
Shefa hanya
geleng-geleng melihat perilaku sahabatnya itu, emang Revi
kalo lagi kumat gilanya suka gatau malu
di mana pun tempatnya. Shefa pun
menyejajarkan langkahnya dengan Revi sambil melihat-lihat sekitar. Sesekali ia tersenyum ramah pada orang orang yang
menyapanya.
Sesampainya di
kantin, seperti biasa Shefa langsung mencari tempat duduk dan Revi memesan
makanan untuk mereka berdua. Sambil menunggu makanannya datang, Shefa pun
membuka handphonenya.
You have a new
message!
Shefa mengernyitkan
dahinya heran, tidak biasanya ada 2 pesan baru di line nya kecuali
dari grup kelas dan Revi sahabatnya. Shefa pun membuka
aplikasi line dan langsung melotot karenanya.
OMG kenapa nih
curut ngechat akuuu!!!!
Raditku : Akhirnya di acc jugaa yeaaayyy
Raditku : Hayy Shefa, lagi apa??
Username nya benar benar
alay dan chat nya juga sungguh menjijikkan bagi Shefa. Dengan
segera, Shefa pun langsung mengganti username Radit menjadi "Nothing!"
Read 09.40
"Bidadari
penolong para manusia kelaparan datang, tring tring tringgg,” ucap Revi dengan
pedenya sambil berputar-putar bak
malaikat cacingan. Shefa hanya memutar bola matanya malas, sudah
terbiasa dengan tingkah sahabatnya yang selalu di
luar batas wajar manusia normal.
Setelah sepiring nasi goreng berada di depannya,
Shefa pun langsung memakannya dengan rakus. Maklum, Shefa ini tipe orang yang
mudah lapar, meskipun sudah sarapan cukup di rumah tadi, jam istirahat pertama
ia sudah kelaparan.
"Oiya Rev, kamu tadi buka apa aja waktu pinjem handphoneku?" tanya
Shefa setelah sepiring nasi goreng dan dua piring siomay habis
ditelannya. Benar-benar hobi makan, namun anehnya ia sama sekali
tidak overweight.
"Cuman buka
beberapa aplikasi aja kok, kenapa emang?”
jawab Revi santai sambil melahap baksonya.
"Apa aja?
Kok ada yang aneh gitu,” jawab Shefa
sambil mengernyit bingung. Revi hanya
tersenyum misterius sambil melanjutkan makannya.
Tuing tuing
Handphone Shefa berbunyi
lagi, ternyata ada notifikasi dari line.
Nothing! : Kok cuman di R aja Shef?
Read 09.59
Shefa pun
cemberut karena hal itu, dia juga tetap tak berniat untuk membalas karena menurutnya
hal itu sama sekali tak penting.
"Kenapa
Shef? Siapa yang nge-chat?" tanya
Revi sambil menyedot jus alpukat yang dipesannya
tadi.
"Curut mesum
itu tuh yang nge-line! Aku juga bingung, siapa ya yang nge-accept tuh anak di handphoneku, padahal kan aku gak accept dia! Mana username nya
kayak gitu pula, ih jijik lah pokoknya!" cerocos
Shefa berapi-api.
Entah kenapa,
Revi pun langsung ketawa ngakak karena ucapan Shefa, hingga
hampir
seluruh orang yang ada di kantin melihat ke meja tempat Shefa dan Revi duduk. Shefa hanya
memasang muka datar karena sudah sangat terbiasa dengan tingkah sobatnya satu
ini.
"Udah? Puas
ketawanya? Ngapain sih ketawa sampek segitunya?" tanya
Shefa datar.
"Bangettt!!
Huahahaahahaa,” jawab Revi sambil masih ketawa sedikit.
Shefa hanya memandang
Revi datar dan meminum jus stroberi
pesanannya
hingga tandas. Setelah itu, ia langsung pergi keluar kantin tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Revi
menatap kepergian sahabatnya itu dengan geli, ia pun cepat-cepat menghabiskan jus alpukatnya
dan menyusul Shefa yang sudah jalan duluan.
"Sepaaa!! Lu
marah ya? Hehee,” panggil Revi dengan muka cengengesan dan agak tergopoh-gopoh karena langkah Shefa yang
begitu cepat.
"Gak! Lagian
ngapain sih ketawa sampek segitunya? Gak lucu
tau!" jawab Shefa cemberut.
"Iye iye
maapp kalii. Oiya, sebenernya yang accept Radit
di handphonemu
itu aku Shef. Maapp yaa, abis geregetan
sihh, kamu kok belum pernah gitu deket sama cowok sampek sekarang,”
ucap Revi dengan muka tanpa dosa.
"Hah? Jadi
lo yang accept tuh curut mesum?
Ih gue kan gak suka tuh orang! Ngapain lo accept? Yang ganti username nya
juga lu ya? Ih males banget!" ucap Shefa langsung berlari ke kelasnya. Ia
kesal, sangat kesal! Dan ia juga tak menyadari
kalau mungkin ucapannya kasar, ia sangat tak peduli akan hal itu saat ini.
Selama pelajaran
keempat hingga pulang sekolah, Shefa mengabaikan
Revi. Meskipun diajak
bercanda atau apapun, ia tetap diam tak menganggap keberadaan Revi. Dia amat
kesal pada Revi karena sudah mencampuri urusan pribadi yang sensitif baginya.
Wah asyiik...cerita anak sekolah
BalasHapusPenasaran nih kisah cinta raditya
Hehe cerita klise nih kak ^^ makasihh kak udah mampir ^^
Hapus