Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
Ibu..
Dengan sabar kau
mengandungku
Melahirkanku, membesarkanku
hingga dewasa
Sampai kau melihatku
Menjadi orang yang berguna
Tapi..
Sebelum aku
sempat membalasmu
Sebelum aku bisa
membanggakanmu
Kenapa dirimu
telah pergi?
Kau tinggalkan aku sendiri
Membuatku terombang ambing
di lautan kehidupanku
Baru kusadari, apa yang
telah kau ajarkan
Mengajariku pelajaran hidup
yang utama
Hidup tanpamu..
Hidup tanpa
kasih sayangmu
Hidup tanpa
belaianmu
Hidup tanpa
nasihatmu
Ohh.. Tuhan..
Mengapa Kau mengambilnya
begitu cepat?
Sebelum aku bisa membuatnya
bahagia
Sebelum aku bisa membuatnya
bangga
Tanpanya..
Sinar hidupku
menjadi redup
Cahaya hidupku
hilang
Semangat hidupku
terasa kelam
Kapan aku akan menyusulmu?
Kapan aku bisa berkumpul
denganmu?
Bisakah sekali saja aku
melihatmu lagi?
Melihat senyummu, tatapan
lembutmu..
Di akhir hidupmu
aku tak datang
Bahkan aku pun
tak bisa melihatmu untuk terakhir kalinya
Melihat wajahmu
yang lembut
Yang memberiku
kesejukan, yang memberiku kedamaian..
Yang memberiku
kekuatan
Hanya satu kalimat yang
ingin aku ucapkan
Kalimat yang belum pernah
aku ucapkan
Bahwa..
Aku sangat sayang Ibu..
Komentar
Posting Komentar