Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
Sejak kecil, saya sudah dibiasakan untuk membaca setiap harinya. Hingga akhirnya membaca menjadi hobi saya sampai sekarang. Setiap hari saya selalu menyempatkan waktu untuk membaca berbagai macam buku, paling sering sih novel. Saya punya banyak penulis idola, dan yang paling saya suka adalah Luna Torashyngu. Namanya terlihat cantik ya? Meski begitu, Kak Luna ini laki-laki loh kawan. Beliau asli kelahiran Purwokerto dan sekarang sudah memiliki seorang istri dan putrid kecil yang manis. Nama putrinya adalah Florencia Luna Sarasvati, biasanya Kak Luna memanggil putrinya dengan panggilan “My Little Luna”.
Novel karyanya yang sudah diterbitkan ada berpuluh-puluh buku, namun hingga saat ini saya baru membaca sekitar 8 buku karyanya. Kebetulan, novel karyanya yang saya baca ini memiliki genre yang sama, yaitu tentang action. Novel karyanya yang pertama kali saya baca ialah novel Trilogi D’Angel (ada 3 seri buku yaitu, D’Angel, D’Angel Rose, dan D’Angel Princess. Tentu kalian bertanya-tanya, gimana sih cerita tentang D’Angel itu? Okay saya ulas sedikit ya, D’Angel yang dimaksud Kak Luna adalah manusia yang memiliki kemampuan khusus dan sedikit di luar nalar manusia. Jujur, saya sangat kagum dengan ide Kak Luna yang sangat ‘out of the box’ dan jauh dari kenyataan di dunia pada saat ini. Semenjak saat itu, akhirnya saya pun jadi tergila-gila dan ketagihan untuk terus mengikuti dan membaca novel-novel karyanya.
Novel kedua karyanya yang saya baca adalah Trilogi Mawar Merah (ada 3 seri buku juga, yaitu, Mawar Merah Mosaik, Mawar Merah Metamorfosis, dan Mawar Merah Matahari). Di sini, genrenya pun juga action dan jalan ceritanya sama-sama menarik dengan novel sebelumnya. Setelah habis keenam novel itu, akhirnya saya memutuskan untuk membeli novel karya Kak Luna terbaru saat itu yang berjudul ‘First Girl’. Di sini, ceritanya juga sangat di luar nalar orang-orang awam dan sangat berkebalikan dengan kondisi Indonesia saat ini. Dalam novel itu menceritakan tentang pemerintahan di Indonesia yang akan diusik oleh seorang pengusaha kaya dan ia melakukannya dengan cara menculik putri presiden. Namun akhirnya putri presiden dapat diselamatkan oleh sahabatnya, yang notabene dulunya ialah pengawalnya. Intinya, saya sangat mengagumi segala ide Kak Luna yang sangat brilliant dan di luar nalar saya.
Komentar
Posting Komentar