Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
Bilangan 1 dibagi dengan 0, kenapa tak terdefinisi? Karena bilangan berapa pun bila dikali dengan angka 0 maka gak akan jadi 1. Sama kayak sayangnya temenku ke kamu yang gapernah kamu anggep wkwk.
Bilangan 0 dibagi dengan 0, kenapa tak tentu? Karena 0 dibagi berapa saja tetap 0, maka dari itu dikatakan tak tentu. Kayak dia yang nunggu kepastian dari kamu tapi gapernah kamu anggap hehe.
Kenapa di limit bisa dicoret antara pembilang dan penyebut yang sama? (dengan syarat dalam operasi perkalian atau pembagian) Karena dalam limit, tanda x->2 misalnya, maka maknanya x mendekati 2 dan belum tentu bilangan itu 2. Maka dari itu dapat dicoret yang artinya bisa dibagi, asalkan bentuknya sama.
Komentar
Posting Komentar