Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
Kudengar desiran ombak yang memecah
keheningan
Angin bertiup begitu kencang menambah
kesunyian
Bulan purnama bersinar terang, bintang –
bintang berkelap – kelip
Menambah indahnya pesisir pantai
Kumelihat
lampu – lampu di kejauhan
Perahu
– perahu kecil mengarungi lautan
Itulah
nelayan yang mencari nafkah
Dengan
mengambil kekayaan lautan
Ohh.. lautku yang indah
Kau begitu kaya, begitu banyak guna
Dasar lautmu bagai istana
Bagi para penghuninya
Ohh..
Tuhan
Aku
bersyukur telah Kau ciptakan lautan
Bersama
dengan isi dan kekayaannya
Untuk
memenuhi semua kebutuhan
Manusia
di dunia
Komentar
Posting Komentar