Orang bilang, untaian kata dapat mewakili rasa. Orang bilang, untaian kata dapat menghancurkan segalanya. Orang bilang, untaian kata dapat membangun rasa percaya. Bagiku, untaian kata dapat memporak-porandakan rasa di dada. Apalagi ketika kau berkata bahwa semuanya tak lagi sama. Kita yang dahulu pernah sedekat nadi, namun kini harus saling berjauhan bagai bumi dan matahari. Kita yang dahulu pernah saling mengisi hari-hari, kini saling melupakan apa yang pernah terjadi. Secepat itukah, sebuah rasa harus kurelakan. Secepat itukah, rasa sayang harus diikhlaskan. Secepat itukah, hati ini harus dihancurkan. Kamu. Seorang yang berhasil mengisi hatiku beberapa belas bulan belakangan. Namun sayang, kini tak ada lagi yang bisa diharapkan. Dariku, yang masih memiliki perasaan.
Di kala mentari terasa suram
Mendung tebal menyelimuti
Seakan tidak ada harapan
Tuk cahaya bersinar lagi
Penjajahan dimana-mana
Tidak hanya penjajahan fisik
Tapi juga penjajahan hak
Hak untuk belajar dan berkreasi
Anak perempuan dipingit
Tidak boleh menuntut ilmu
Sehingga mereka menjadi bodoh
Tidak bisa membaca ataupun menulis
Anak gadis tidak punya kebebasan
Mereka hanya memasak, menyapu, dan semua pekerjaan di
rumah
Tanpa tahu, bagaimana masa depannya
Sungguh...
Keadaan yang memprihatinkan
Muncul lah sosok wanita pemberani
Yang ingin haknya dihargai
Dia berjuang tuk wanita
Wanita-wanita di negeri ini
Segala daya dan upaya dia kerahkan
Tuk menggapai cita-citanya
Pintu mulai sedikit terbuka
Dengan berdirinya sebuah sekolahan
Sekolahan yang hanya untuk perempuan
Perjuangan beliau terus berkembang
Sehingga terjadi perombakan
Era baru telah terbuka
Wanita-wanita cerdas dan berkarya
Di era itu.. muncul lah kartini-kartini baru
Yang berjuang tuk emansipasi wanita
Walau pun kartini sebenarnya telah tiada
Tapi perjuangannya kan slalu dikenang sepanjang masa..
Jadilah kartini-kartini masa kini yang tetap memprrjuangkan emansipasi :)
BalasHapusHihi siap kak :)
Hapus